Sesetengah orang, memang banyak melebihkan diam dari berkata-kata. Banyak juga dari kita memang sifatnya demikian rupa kerana tidak semua perkara di dalam hidup kita ini boleh dibicarakan dengan semberononya.
Apabila seseorang itu berdiam, tidaklah ia wajar diadili dengan menerima hukuman bahawa dia sedang mendustakan sesuatu atau menyelewengkan kejujuran hati. Sebab terkadang mendiamkan diri itu lebih banyak kebaikannya daripada membuka pekong di dada, sekaligus mempamerkan kelemahan-kelemahan yang membuatkan kita merosakkan sesuatu situasi atau menganiaya diri sendiri.
Allah sendiri berpesan agar kita sentiasa menutup hal-hal yang tertentu di dalam hidup yang Allah sendiri telah tutupkan. Rasulullah SAW juga banyak memberi contoh kepada kita tentang kebaikan-kebaikan diam yang terselindung.
Maksudnya jika kita berbicara dan menyebabkan kerugian sebesar sebongkah emas, maka diam adalah emas.Diam yang bernilai emas adalah diam yang diletakkan pada saat yang tepat.
Tetapi jika kita seharusnya berbicara yang bernilai emas, yang mencegah terjadinya kerugian besar, maka diam adalah pengingkaran tugas, yang merugikan. Diam yang seperti itu adalah penelantaran tanggung-jawab. Contohnya saat kita perlu menegakkan diri dari dirantai kezaliman atau menyampaikan ilmu-ilmu yang perlu diketahui kehidupan, terutama ilmu Allah dan Rasul-Nya.
"Kata-kata bila sudah diudarakan, perlu diselaraskan dengan tindakkan. Melaksanakan sesuatu tindakkan pula, tidak semudah kata-kata"
Wallhua'lam.
Salam kasih dengan senyuman yang berterusan
Raz.R
04.10.2011
"If silence had a voice
it would unravel all your secrets
but not tell them to a soul
for it knows you
and when you don't say anything
there's a reason
and to breech such a trust
would be the harshest of treason."
